KRICOM - Memperingati tragedi kelam gerakan 30 September yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI), sejumlah institusi dan warga kerap berduyun-duyun untuk nonton bareng (Nobar) film Pengkhianatan G30S/PKI yang disiarian beberapa stasiun televisi.
Pemutaran film garapan Arifin C Noer ini bahkan sudah mulai disiarkan salah satu stasiun televisi swasta sejak Jumat, 29 September lalu.
Namun demikian, pemutaran film yang diinisiasi oleh Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo ini ternyata tak seluruhnya diminati oleh warga.
Seperti Tomo (40), warga asli Jakarta. Ia mengaku hingga saat ini belum tertarik untuk menyaksikan film berdurasi lebih dari empat jam ini.
"Waduh, belum sempet nonton film G30S/PKI tuh, masih sibuk kerja," ucapnya kepada Kricom.id saat mengikuti Car Free Day (CFD) di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (1/10/2017).
Senada dengan Tomo, seorang ibu rumah tangga, Mona (38) juga mengaku tak sempat untuk menonton film tersebut. Menurutnya, kesibukan untuk mengurus rumah tangga dan berjualan menjadi salah satu alasan dirinya enggan untuk menonton film G30S/PKI yang disiarkan TV One dan TVRI ini.
"Saya waktu itu lagi jaga warung, jadinya enggak sempat nonton," ujarnya.
Meski tak menonton film G30S/PKI, ia mengaku setuju tentang kembali diputarnya film dokudrama itu.
Pasalnya, di tengah isu kebangkitan PKI dan komunisme, pemutaran film tersebut dinilai penting untuk mengingatkan kembali tentang kekejaman PKI, terlebih bagi generasi muda saaat ini.
"Saya setuju dengan pemutaran film tersebut, soalnya film itu bagus buat mengedukasi masyarakat," tutupnya.
Selain masyarakat, film tersebut juga turut ditonton oleh sejumlah pejabat publik. Seperti Presiden Joko Widodo yang nobar bersama Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, serta Anggota Polri dan masyarakat di Makorem 061 Suryakancana, Kota Bogor, Jawa Barat, (29/9/2017) malam.