KRICOM - Meskipun dinilai memiliki kredibilitas dan pengalaman dalam organisasi, tetapi Indonesia Police Watch (IPW) merasa para jenderal polisi yang ikut dalam kontestasi Pilkada Serentak 2018 akan mengalami kesulitan.
Menurut Presidium IPW Neta S. Pane, para polisi berbintang tersebut belum berpengalaman dalam keorganisasian masyarakat dan belum mumpuni untuk bersaing memperebutkan kursi kepala daerah.
''Karena faktor incumbent ini sangat kuat di daerah. Mereka lebih menguasai soal wilayah," kata Neta kepada Kricom di Jakarta, Selasa (9/1/2018).
Beberapa jenderal yang diprediksi akan menelan pil pahit antara lain Irjen Anton Charliyan yang mencalonkan diri sebagai calon Wakil Gubernur Jawa Barat dan Irjen Murad Ismail di Pilgub Maluku.
"Namun, di Kalimantan Timur incumbent-nya sudah selesai dan wakilnya tak mencalonkan lagi. Sehingga peluang paling kuat ada di Kaltim (Irjen Safaruddin)," tutur dia.
Neta yakin, situasi politik yang ada sekarang ini tak menguntungkan para perwira polisi untuk ikut pilkada.
Seperti diketahui, Irjen Anton mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur di Jawa Barat bersama Tubagus Hasanuddin. Pasangan ini didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia (PDI-P).
Sementara, Murad dan rekan setimnya Barnabas Orno didukung oleh PDI-P dan dua partai lainnya, Partai NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dalam Pemilihan Gubernur Maluku.
Safaruddin juga didukung oleh PDI-P sebagai calon gubernur Kalimantan Timur, meski pasangannya belum diumumkan.