KRICOM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan terkait aksi teror yang terjadi di Manhattan, New York pada 31 Oktober 2017 silam, waktu setempat.
Memanfaatkan akun Twitter pribadinya, @realDonaldTrump, Presiden AS menyatakan kutukan keras terhadap ucapan pelaku aksi teror, Sayfullo Habibullaevic Saipov (29) saat disidik oleh Biro Investigasi Federal (FBI).
"Teroris NYC merasa bahagia dan dia juga ingin memasang bendera ISIS di rumah sakitnya usai membunuh 8 orang dan melukai 12 lainnya. WAJIB DIHUKUM MATI!" tulis Trump, Kamis (2/11/2017).
Pernyataan keras Trump tersebut mengacu pada kesaksian yang disampaikan Saipov saat diperiksa FBI beberapa saat lalu. Pria asal Uzbekistan tersebut mengatakan, bahwa dirinya telah merasa lengkap usai melakukan aksi penyerudukan di kawasan Sungai Hudson.
"Saya merasa sangat puas dengan apa yang sudah saya kerjakan," ujarnya kepada penyidik FBI. "Saya juga ingin membunuh orang sebanyak yang saya bisa."
Trump, melalui akun Twitter pribadinya juga mengatakan akan mengubah aturan hukum di Amerika Serikat. Menurutnya, otoritas Negeri Paman Sam harus memberlakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap para imigran.
"Saya telah memerintahkan otoritas Badan Keamanan Dalam Negeri untuk memberlakukan Program Pengawasan Ekstrem. Menjadi benar secara politis memang baik, tapi tidak untuk hal ini," cuitnya.
Trump juga menilai bahwa keberadaan pelaku ekstremis di negara AS juga disebabkan oleh sikap politikus Partai Demokrat yang cenderung lembek dalam hal penegakan hukum.
"Teroris ini datang ke negara kita lewat sebuah program bernama 'Lotere Visa Keberagaman', sebuah program indah yang dibuat Chuck Schumer. Tak ada lagi Sistem Lotere Demokrat. Kita harus lebih tegas dan cerdas," pungkas Trump.