KRICOM - Puluhan remaja anggota geng motor di Kota Depok, Jawa Barat berulah. Mereka menjarah sebuah toko pakaian di Jalan Sentosa Raya, Sukmajaya, Depok.
Ketua Bidang Pemenuhan Hak Anak Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Indonesia, Reza Indragiri Amriel pun ironis dengan adanya kasus tersebut.
Tak hanya menyalahkan para pelaku, Reza yang juga Psikolog Forensik ini menyesalkan sikap kepolisian lantaran tak bisa mendeteksi aksi-aksi geng motor di kota Depok.
"Polisi katanya sudah membentuk tim buser khusus untuk menyergap geng motor? Tapi kejadian mutakhir malah memperlihatkan kaderisasi geng yang sangat masif," kata Reza melalui keterangan tertulisnya kepada Kricom.Id, Senin (25/12/2017).
Menurut Reza, sangat aneh ketika gerombolan geng motor yang berjumlah sekitar 30 remaja berkeliling, namun tak terendus oleh pihak kepolisian.
"Juga aneh, ada 30 remaja bermotor keliling berombongan tapi tak terendus. Buser kapan patrolinya? CCTV Depok off? Masyarakat enggan melapor? Hotline number tidak berfungsi?," kritiknya.
Diketahui, sebuah toko pakaian Fernando yang terletak di Jalan Sentosa Raya, Sukmajaya, Depok dirampok oleh puluhan anggota geng motor, Minggu (24/12/2017). Saat beraksi, mereka mengambil beberapa baju dan celana jins sehingga toko mengalami kerugian senilai Rp 13 juta.
Beruntung, jajaran Polresta Depok cepat bergerak. Hasilnya, polisi membekuk 24 pelaku. Mereka ditangkap di tempat terpisah, salah satunya kawasan Mampang, Pancoran Mas, Depok. Parahnya, tiga dari puluhan pelaku merupakan remaja putri.