KRIMINALITAS.COM, Jakarta -Polisi telah mengamankan sebanyak 750 ribu gambar dan video adegan seks anak laki-laki dengan laki-laki dewasa yang diperjualbelikan di media sosial Twitter dan Telegram.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Adi Deriyan mengatakan dari ratusan ribu konten pornografi anak yang disebar oleh akun VGK (Video Gay Kids) tersebut, sebanyak 40 persen berparas melayu. Sedangkan 60 persen sisanya berparas campuran.
"Jadi setelah kami lakukan analisa laboratorium forensik, dalam gambar tersebut berisi kurang lebih 40 persennya berparas Melayu," kata Adi di Polda Metro Jaya, Ahad (17/9).
Namun, meski berparas Melayu, Adi belum dapat memastikan apakah anak-anak tersebut merupakan anak Indonesia. Sebab, grup VGK ini bekerja sama dengan 49 negara.
"Kami belum bisa memastikan apakah itu anak Indonesia, atau anak dari negara lain, seperti Malaysia. Komunikasi mereka itukan berafilisasi dengan banyak negara yang memiliki penyimpangan seks yang sama," ujarnya.
Dari ratusan ribu konten tersebut, lanjut Adi, ia akan menanyakan kepada para tersangka, terkait adanya anak-anak yang dikenal yang menjadi korban penyimpangan seksual predator anak.
"Kami kembangkan lagi dari sisi pelaku. Upayayang kami lakukan akan kami coba tanyakan siapa saja yang pelaku kenal," ujar Adi.
Selain itu, Adi menyampaikan, polisi juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Perlindungan Perempuan dan Pemberdayaan Anak dan lembaga-lembaga terkait guna mengindentifikasi foto-foto dan video yang disebar sindikat kejahatan seksual anak tersebut.
"Kami koordinasikan dengan stakeholder mengidentifikasi, siapa korban tersebut," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Polisi berhasil saja tiga tersangka pengedar video dan gambar gay anak-anak melalui akun Twitter dan Telegram VGK (Video Gay Kids).
Tersangka tersebut adalah Y (19 tahun), diamankan polisi pada Selasa (5/9) di Purworejo, Jawa Tengah. Kemudian, H alias UHER, (30 tahun) diamankan Kamis (7/9) di Kabupaten Garut Jawa Barat. Serta I (21 tahun) juga diamankan Kamis (7/9) sekitar di Bogor Jawa Barat.
Para tersangka disebut berafiliasi dengan 49 negara yang memiki penyimpangan seksual yang sama. Mereka berhubungan dengan grup lainnya yang saling bertukar video gay anak-anak melalui WhatsApp.