KRICOM - Amerika Serikat (AS) kembali menunjukkan gelagat provokatif dalam menyikapi krisis nuklir yang terjadi di Semenanjung Korea. Baru-baru ini, Negeri Paman Sam telah menyetujui penjualan sejumlah persenjataan, salah satunya rudal antibalistik kepada Jepang.
Adapun kepastian penjualan rudal antibalistik tersebut diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) AS pada hari Selasa (9/1/2018) silam. Menurut keterangan yang dilampirkan AS, penjualan tersebut merupakan bentuk persiapan untuk menghadapi serangan Korea Utara yang dikhawatirkan akan meluncurkan rudal balistik berhulu nuklirnya.
Sepeti dirilis Reuters, Pemerintah Jepang harus menebus empat rudal antibalistik beserta perlengkapan perang lainnya dengan uang senilai US$ 133 juta atau sekitar Rp 1,79 triliun. Menurut Kemenlu AS, rudal-rudal tersebut bisa diluncurkan dari laut melalui kapal laut tempur atau darat dengan menggunakan sistem peluncuran khusus.
Adapun penjualan rudal-rudal balistik AS kepada Jepang, papar juru bicara Kemenlu AS, merupakan bentuk nyata kerja sama antara Presiden Donald Trump dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam menghadapi ancaman Korut.
"Ini merupakan perwujudan dari komitmen Presiden Trump untuk menyediakan senjata untuk meningkatkan pertahanan para sekutu yang terancam oleh tindak-tanduk Republik Rakyat Demokratik Korea," papar Kemenlu AS, seperti tertera dalam rilis.
Seperti diketahui, tensi antara AS dan Korut hingga saat ini masih berada di titik tertinggi. Pasalnya baru-baru ini, Presiden AS Donald Trump kembali terlibat sebuah 'pertengkaran' dengan Pemimpin Besar Korut Kim Jong-un.
Pertengkaran tersebut berawal dari pernyataan Kim yang menyatakan negaranya siap untuk meluncurkan rudal berhulu nuklir ke wilayah AS. Pernyataan tersebut dibalas Trump melalui akun Twitter @realDonaldTrump yang mengatakan bahwa dirinya memiliki tombol nuklir yang lebih besar dibanding Kim.