KRICOM - Dokumen terkait pembunuhan Presiden Amerika Serikat (AS) ke-35 John F. Kennedy (JFK) kembali menguak sebuah fakta baru. Dalam dokumen yang dirilis oleh Pusat Arsip Nasional AS pada Kamis (26/10/2017) waktu setempat, Biro Investigasi Federal AS (FBI) sempat memprediksi kematian Lee Harvey Oswald, sosok yang dituding membunuh JFK pada tahun 1963.
Hal tersebut diutarakan oleh Direktur FBI pada masa itu, J. Edgar Hoover. Menurut catatan yang ditulis Hoover, FBI telah mewanti-wanti pihak kepolisian yang menahan Hoover untuk memberlakukan pengamanan ketat terhadap Oswald. Menurutnya, Oswald telah menjadi sasaran pembunuhan.
"Semalam lalu, kantor FBI Dallas menerima panggilan dari seorang pria yang berbicara dengan suara yang sangat tenang. Ia menyebut dirinya adalah seorang anggota dari sebuah komite yang dibentuk untuk membunuh Oswald," tulis Hoover pada 24 November 1963.
Hoover mengaku dirinya langsung menghubungi pihak berwenang yang mengamankan Oswald. Dirinya meminta agar kepolisian menjaga Oswald, karena ada kelompok yang berpotensi untuk membunuhnya.
"Paginya, kami menghubungi Kepala Kepolisian Dallas dan ia mengatakan akan memberikan perlindungan kepada Oswald. Namun ternyata hal ini belum berakhir," ujar Hoover.
Oswald pada akhirnya tewas usai ditembak oleh seorang pria bernama Jack Ruby. Ia ditembak dari jarak dekat dengan menggunakan sebuah pistol revolver. Saat itu, Oswald tengah digiring oleh sejumlah personel kepolisian keluar dari kantor polisi.
"Satu hal yang saya dan (Nicholas) Katzenbach (Wakil Kejaksaan Agung masa itu) khawatirkan," lanjut Hoover di memo yang sama, "adalah keharusan untuk merilis sesuatu, sehingga kami bisa meyakinkan publik bahwa Oswald adalah benar pembunuh JFK."
Seperti dikabarkan sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengizinkan Badan Arsip Nasional AS untuk merilis dokumen-dokumen terkait pembunuhan JFK. Dokumen berjumlah lebih dari 2.800 halaman tersebut dirilis pada Kamis (26/10/2017) waktu setempat.
Dalam salah satu dokumen, juga terdapat sebuah pernyataan yang menyebutkan bahwa CIA sempat menyusun rencana untuk membunuh Presiden pertama RI, Ir. Soekarno. Namun rencana tersebut urung terjadi, karena CIA gagal mengumpulkan data dan informasi terkait Soekarno.