KRICOM - Kepolisian Manhattan masih terus menyelidiki insiden maut yang menewaskan 8 orang di kawasan Sungai Hudson pada Selasa (31/10/2017) atau Rabu (1/11/2017) WIB.
Hingga saat ini, pihak berwajib masih belum merilis informasi secara detail terkait insiden tersebut. Namun sejumlah saksi mata menjelaskan kronologi penyerudukan terhadap sejumlah pejalan kaki dan pengendara sepeda tersebut.
Dari keterangan warga yang berada di lokasi kejadian, insiden bermula ketika sebuah truk berwarna putih berjalan dengan kecepatan yang normal. Secara tiba-tiba, pengendara langsung mempercepat laju kendaraan dan membelokkan setir ke arah trotoar.
Ia pun langsung menghantam sejumlah pengguna jalan. Seketika itu juga kepanikan langsung melanda kawasan Sungai Hudson dan warga dilaporkan langsung berlarian.
Truk tersebut terus menyeruduk seluruh pejalan kaki yang berada di depannya hingga menempuh jarak sekitar 1 mil atau 1,6 km. Truk tersebut akhirnya berhenti setelah pengemudi diduga kehilangan kendali dan menabrak sebuah bus sekolah.
"Di situ kami mendengar orang-orang berteriak, 'pistol', 'penembak', dan 'lari' di waktu yang sama," ujar salah seorang siswa dari Stuyvesant High School, Sirus Minovi (14) yang berada di lokasi kejadian.
Saat insiden berlangsung, Minovi tengah berkumpul bersama teman-temannya. "Kami kira teriakan itu terkait dengan Hari Halloween," paparnya.
Minovi pun menyadari bahwa insiden yang tengah ia saksikan bukanlah bagian dari parade Halloween. Pasalnya, ia melihat seorang pria berlari di sudut jalan, melambai-lambaikan pistolnya, dan berteriak-teriak dalam bahasa yang tidak ia mengerti.
"Ada seorang warga yang berusaha menenangkan pria itu, tapi ketika ia sadar si pria membawa senjata, warga itu langsung mengangkat tangannya dan mundur," lanjut Minovi, seperti dikutip dari NY Times.
Selanjutnya, Minovi tidak melihat lagi pria bersenjata tersebut dan memilih untuk bersembunyi demi keselamatan jiwanya. Namun dari laporan, pria tersebut berlari ke jalan bebas hambatan dan berteriak "Allahu akbar" sembari mengacungkan senjatanya.
Akhirnya polisi pun memutuskan untuk menembak pria yang diketahui bernama Sayfullo Saipov (29) tersebut. Sampai saat ini, Saipov masih dirawat di salah satu rumah sakit di Manhattan dan dalam keadaan kritis.