KRICOM - Memperingati Hari Pahlawan, Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi menggelar acara bertajuk 'Menjadi Pahlawan dengan Melawan Korupsi'. Acara itu digelar di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (10/11/2017) malam.
Selain dihadiri para pegiat antikorupsi dan mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dalam acara itu turut diisi dengan telewicara melalui video conference bersama penyidik KPK, Novel Baswedan.
Dalam kesempatan itu, Novel yang masih menjalani perawatan mata di Singapura itu sedikit menyinggung terkait adanya konflik di internal lembaga antirasuah.
Novel berharap lembaga antirasuah itu tak disusupi oleh 'musuh dalam selimut' yang ingin menghancurkan KPK dari dalam.
"Saya tidak ingin dalam posisi menuduh atau membicarakan isu apa pun. Cuma saya berpandangan bahwa ke depan KPK harus tetap dijaga dari segala bentuk titipan kepentingan dan itu harus dijaga dengan benar," pesan Novel melalui video conference.
Pasalnya, menurut Novel, hanya KPK yang mampu menjadi tumpuan bagi masyarakat yang menginginkan Indonesia bersih dari praktik korupsi yang saat ini semakin merajalela.
"Karena yang bisa dijadikan andalan menurut saya KPK. Saya masih yakin pada KPK," tegas Novel.
Novel mengatakan, sebagai orang yang berada di garda terdepan dalam pemberantasan korupsi, ia mengakui bila mendapat banyak teror dan ancaman dari para koruptor yang terusik dengan keberadaan KPK adalah konsekuensi yang harus dihadapi.
Penyiraman air keras yang dialaminya pada 11 April 2017 itu menjadi salah satu bukti nyata yang harus diterima penyidik senior itu.
"Kami semua memahami di KPK adalah orang yang berjuang dan perjuangan tentu itu tidak disukai oleh pelaku-pelaku kejahatan korupsi," pungkasnya.