KRICOM - Tanggal 10 November sudah biasa diperingati bangsa Indonesia sebagai hari pahlawan. Tujuannya cuma satu, yakni mengenang jasa pahlawan yang telah berjuang memerdekakan Tanah Air dari tangan penjajah.
Berbagai harapan agar cita-cita para pahlawan terdahulu bisa tercapai pun diutarakan seluruh elemen bangsa. Tak terkecuali Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Dalam kesempatan video call dengan Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi, Novel yang masih menjalani perawatan di Singapura berharap Hari Pahlawan bisa dijadikan momentum untuk merenungi semangat dan keteladanan para pahlawan yang telah berjuang demi Indonesia.
"Karena tentu kita ingin tujuan-tujuan pahlawan bisa kita teruskan," ucap Novel melalui sambungan video call, Jumat (10/11/2017).
Sebagai orang yang konsisten berjuang melawan korupsi, Novel juga menyinggung kasus rasuah tak kembali marak di Indonesia.
Pria yang menjadi korban insiden penyiraman air keras ini menuding para koruptor sebagai biang keladi dari belum tercapainya cita-cita luhur yang diinginkan para pahlawan.
"Karena sekarang ini tujuan yang ingin dicapai pahlawan dihadang oleh para mafia korupsi. Sehingga ini yang harus kita garis bawahi di Hari Pahlawan ini," ucapnya.
Meski telah mengalami insiden penyiraman, Novel tak pernah merasa gentar dalam memberantas korupsi di negara ini.
Sebagai umat beragama, tak ada alasan baginya untuk takut menghadapi para koruptor. Sebab, dia meyakini bila Allah SWT adalah maha kuasa akan segala sesuatu yang ada di dunia ini.
"Karena itu saya justru meyakini bahwa semestinya kita berani. Justru kalau enggak berani kita kurang akal karena Allah maha kuasa," tutup Novel.
Tak lupa, mantan Kasatreskrim Polresta Bengkulu itu memberikan tips untuk tidak gentar melawan korupsi yang semakin merajalela di negara ini.
Cara utamanya, ujar Novel, yakni dengan meningkatkan rasa religiulitas di setiap hati nurani. Bila itu telah tertanam kuat, ia yakin tak ada ketakutan untuk memberantas bahaya laten yang menjadi musuh utama bangsa ini.
"Kalau kita punya religiulitas tinggi tentu kita akan berani menegakkan keadilan. Oleh karena itu, saya punya kewajiban untuk berbuat baik dan tegakan kebenaran," tutupnya.