KRICOM - Amerika Serikat dan Rusia dikejutkan oleh sebuah laporan tentang adanya sekelompok hacker yang meretas sejumlah bank di dua negara tersebut. Laporan tersebut dibuat oleh badan riset keamanan asal Rusia, Group-IB.
Menurut laporan Group-IB, kelompok hacker yang mengusung nama 'MoneyTaker' tersebut telah melakukan 20 serangan terhadap berbagai institusi keuangan dan sejumlah firma hukum di Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Rusia.
Dua perusahaan yang menjadi target utama MoneyTaker adalah perusaahaan-perusahaan pembuat kartu kredit, seperti AWS CBR dari Rusia dan SWIFT asal AS. Group-IB memperkirakan kelompok tersebut berhasil mencuri US$10 juta atau sekitar Rp 136 miliar.
"MoneyTaker menggunakan perangkat-perangkat yang tersedia secara luas, sehingga membuat usaha penyelidikan menjadi layaknya sebuah latihan memecahkan teka-teki," ujar pendiri Group-IB, Dmitry Volkov.
"Insiden ini juga terjadi di sejumlah wilayah. Salah satunya menimpa salah satu bank di Amerika Serikat yang dokumen-dokumennya sukses dicuri dari jaringan mereka," sambungnya.
Adapun serangan pertama dari kelompok tersebut dilakukan pada pertengahan tahun 2016, di mana sejumlah uang menghilang dari daftar saldo. Peretas tersebut berhasil mendapatkan akses ke jaringan 'STAR' milik operator First Data.
Secara total pada tahun 2016, kelompok tersebut telah meretas enam bank dan satu penyedia jaringan ponsel di AS, menyerang sebuah perusahaan pembuat program finansial di Inggris, dan mencuri data-data dari dua bank di Rusia.
Setahun berselang, kelompok tersebut juga melakukan 10 serangan yang menargetkan delapan bank di AS, sebuah badan hukum, serta satu bank di Rusia. Dari laporan yang dirilis, MoneyTaker tampaknya hanya berfokus pada AS dan Rusia saja.
Saat ini, kelompok Group-IB telah menyerahkan hasil risetnya dan secara resmi melaporkan MoneyTaker ke Europol dan Interpol. Kabar terakhir, pihak berwajib telah memburu para pelaku pembobolan di dunia maya tersebut.