KRICOM - Peneliti Network for South East Asian Studies (NSEAS), Muchtar Effendi Harahap menyebut gebrakan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang tidak memperpanjang izin usaha Hotel Alexis adalah tindakan tepat.
Secara moralitas politik, Muchtar menilai kebijakan tersebut mulai membuktikan konsistensi dan konsekuensi Anies beserta wakilnya, Sandiaga Uno atas janji kampanye mereka saat Pilgub DKI Jakarta lalu.
"Apalagi kebijakan ini mendapat respon sangat besar dari publik, baik melalui media sosial maupun media massa," kata Muchtar saat dihubungi Kricom.id, Rabu (1/11/2017).
Menurutnya, dampak positif dari kebijakan menutup Hotel Alexis, antara lain membuat tumbuhnya rasa keadilan masyarakat.
Sebab, kebijakan itu menunjukkan bahwa pasangan OK OCE itu tidak hanya menyasar lokasi prostitusi jalanan seperti di era kepemimpinan Basuki T. Purnama (Ahok) yang hanya 'berani' menggusur prostitusi di kawasan Kalijodo.
"Padahal, lokasi pelacuran gedongan atau kelas atas milik Konglomerat juga harus dihentikan dan Anies-Sandi telah melakukan itu," tegas Muchtar.
Muchtar menilai, di samping kepentingan ideologis Anies Sandi, kebijakan menutup Hotel Alexis juga demi kepentingan politik keduanya, yakni terjaganya dukungan politik rakyat DKI Jakarta terhadap kepemimpinan Anies-Sandi untuk mengurus pemerintahan di ibu kota selama lima tahun ini.
"Jika Anies-Sandi mampu memenuhi janji kampanye, maka kehadiran mereka menjadi sangat berbeda dibandingkan Jokowi-Ahok maupun Ahok-Djarot yang cenderung ingkar dengan janji kampanyenya," tandasnya.