KRICOM - Korea Selatan (Korsel) mulai memikirkan cara lain untuk menurunkan tensi di kawasan Semenanjung Korea, terkait provokasi-provokasi Korea Utara (Korut) yang masih terus mengembangkan senjata nuklir. Salah satu cara yang akan Korsel tempuh adalah dengan menunda latihan militer gabungan dengan Amerika Serikat (AS).
Rencana tersebut diutarakan oleh Presiden Korsel Moon Jae-in saat diwawancara oleh stasiun televisi NBC pada hari Selasa (19/12/2017) silam. Dalam wawancara tersebut, Moon berharap penundaan latihan militer gabungan akan membuat sikap Korea Utara (Korut) kian lunak.
"Ada kemungkinan bagi Korsel dan AS untuk meninjau kembali rencana penundaan latihan militer gabungan," ujar Moon dalam keterangannya.
Namun Moon menambahkan bahwa penundaan tersebut tidak akan serta-merta dilakukan. Pemerintah Korsel akan terlebih dahulu melihat sikap dari Korut. Apabila Korut berhenti melakukan provokasi, maka kemungkinan besar Korsel akan menunda latihan militer gabungan.
"Semuanya bergantung pada sikap Korut," pungkas Moon.
Seperti diketahui, Korsel dan AS kerap melakukan latihan militer gabungan sejak beberapa bulan lalu. Latihan tersebut merupakan bentuk tanggapan dari kedua belah pihak atas uji coba senjata nuklir Korut yang dipandang provokatif.
Di sisi lain, Korut justru menganggap latihan militer gabungan Korsel dan AS sebagai bentuk provokasi yang mengancam kedaulatan negaranya. Alhasil, Korut pun tetap ngotot untuk mengembangkan program persenjataan nuklirnya demi mempertahankan kedaulatan negaranya.